Hasil Pencarian Boneka Bayi Mirip
Indonesia terdiri dari pulau-pulau membentang dari Sabang sampai Merauke dan termasuk memiliki iklim tropis yang membuat negara ini kaya akan keanekaragaman hayati, terutama bagi spesies burung.
Ada banyak spesies burung yang hidup di Tanah Air, di antaranya adalah jenis-jenis penetap dan burung-burung migran yang berkunjung ke wilayah Indonesia. Mengutip laman Burung.org, Indonesia saat ini memiliki 1812 jenis burung. Angka tersebut mengalami penambahan 18 jenis dibandingkan tahun lalu. Data sampai tahun 2021 menunjukkan ada 532 jenis burung endemik.
Bila dilihat dari status keterancaman, ada 179 jenis burung di Indonesia yang sudah masuk dalam daftar burung terancam punah secara global. 31 di antaranya masuk dalam kategori kritis yaitu selangkah lagi menuju kepunahan, 52 jenis berstatus genting, dan 96 jenis lainnya rentan terhadap kepunahan.
Achmad Ridha Junaid, Biodiversity Conservation Officer Burung Indonesia, mengatakan bahwa tantangan konservasi bagi keanekaragaman burung di Indonesia semakin meningkat. Bahkan, meski telah banyak upaya konservasi dilakukan, sebagian jenis burung tetap mengalami penurunan populasi di alam. Ditambah lagi, ada ancaman berupa deforestasi, perburuan, dan penangkapan burung dari alam.
Salah satu burung endemik yang berada di bawah ancaman kepunahan adalah tiong-batu Kalimantan atau (Pityriasis gymnocephala).
Berkenalan dengan tiong-batu Kalimantan
Dari segi penampilan, tiong batu Kalimantan memiliki ciri khas yang unik. Bisa dilihat di bagian atas kepalanya yang nyaris botak karena hanya ada bulu-bulu tipis warna kuning dan merah terang. Bagian paruhnya memiliki ukuran besar sehingga burung ini tampak begitu sangar dan terdapat tompel hitam di pipinya.
Burung yang dikenal dengan nama Bornean Bristlehead ini memiliki panjang tubuh sekitar 24-26cm. Untuk bulu tubuhnya didominasi warna hitam metalik, sedangkan tengkuk dan pangkal pahanya berwarna merah.
Sebagian ornitholog atau ahli burung menganggap bahwa tiong batu Kalimantan adalah kerabat dari burung gagak, tetapi sebagian lain beranggapan bahwa burung ini termasuk anggota keluarga burung jagal dari Papua. Bahkan, ada juga para ahli yang meyakini spesies ini adalah keluarga bentet dan burung jalak. Namun, di sisi lain ada pendapat bahwa burung ini dikelompokkan sebagai genus sendiri.
Tiong batu Kalimantan hidup di habitat berupa hutan rawa, gambut, kerangas, dan hutan dataran rendah di Kalimantan. Ia juga pernah ditemukan di area hutan dengan ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut di sekitar Sabah, Malaysia. Namun, memang sulit menjumpai burung ini karena mereka cenderung pemalu dan sering bersembunyi dari manusia.
Burung endemik ini biasa hidup berkelompok yang terdiri dari tiga sampai 10 individu. Tak selalu sesama spesies, tiong batu Kalimantan juga sering terlihat dalam mixed-flock, rombongan atau kelompok yang terdiri dari berbagai spesies burung. Kerap kali tiong batu Kalimantan yang menjadi pemimpin kelompok.
Untuk bertahan hidup, pakan burung ini adalah serangga seperti kumbang atau hewan-hewan seperti cicak, kecoak, rayap, reptil kecil, laba-laba, dan amfibia.
Salah satu keunikan dari burung ini adalah suaranya. Tiong batu Kalimantan bukan burung pengicau yang baik, suaranya cenderung unik dan aneh. Terkadang terdengar seperti suara klakson, tetapi terdengar menggema seperti orang tertawa terkekeh-kekeh.
Suara-suara ini biasa terdengar ketika mereka sedang terbang bersama kelompoknya dan suasana hutan menjadi ramai dengan suara bersahut-sahutan dan saling berbalas kicauan. Dibanding penampakannya, suara burung ini lebih sering terdengar dibanding terlihat oleh manusia.
Sayangnya, burung endemik Kalimantan ini termasuk spesies yang memiliki status hampir terancam atau Near Threatened (NT). Artinya kelangsungan hidup burung ini sudah mendekati terancam punah. Faktor penyebabnya beragam. Mulai dari laju kerusakan pada hutan dataran rendah di Kalimantan yang disebabkan oleh tingginya pembalakan liar, adanya konversi hutan, serta kebakaran hutan.
Ditambah lagi ada faktor lain berupa kerusakan dan areal hutan yang merupakan habitatnya berkurang menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup burung tiong batu Kalimantan. Pun belum ada payung hukum yang bisa melindungi kehidupan burung unik ini dari ancaman punah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Jantan 352 g; betina 563 g
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu tujuan wisata dunia yang selalu ramai, Bali saat ini tengah dierjang isu overtourism. Dilansir dari buku Pariwisata Budaya, karya Suparman dan Muzakir, overtourism adalah kondisi ketika jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu tmpat melebihi kapasitasnya. Bahkan tak jarang warga setempat menganggap wisatawan terlalu banyak sehingga mulai dianggap mengganggu.
Isu overtourism ini laik dipertimbangkan termasuk bagi wisatawan. Untuk mengurangi jumlah wisatawan yang berlebih di Bali, mengunjungi tempat wisata di daerah lain bisa jadi pilihan. Sebab, masih banyak tempat wisata indah di Indonesia yang tak kalah menarik. Bahkan ada tempat wisata dengan panorama mirip Bali. Yang sedang ramai dibicarakan saat ini adalah Lembah Pandawa di Pasuruan.
Sebagai destinasi wisata baru, Lembah Pandawa menawarkan pengalaman dengan nuansa dan pemandangan keindahan seperti di Bali. Terletak di Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Lembah Pandawa menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pesona Bali tanpa harus pergi ke Pulau Dewata.
Lembah Pandawa menawarkan spot utamanya berupa bangunan mirip pura yang dikelilingi oleh air danau, serta pura bertingkat yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Di samping itu, wisatawan dapat menikmati berbagai wahana dan fasilitas, termasuk kolam renang yang terletak bersebelahan dengan pura utama.
Pengunjung tidak hanya bisa merasakan kesegaran berenang, tetapi juga memanjakan mata dengan pemandangan yang indah dan menyegarkan. Selain itu, mereka dapat menikmati pengalaman menyusuri danau dengan menggunakan perahu yang telah disediakan oleh pihak pengelola wisata.
Dengan kombinasi fasilitas seperti mushola, playground, kuliner lezat, flying fox, taman kelinci, dan keindahan alam, pengunjung dapat menikmati waktu yang menyenangkan
Dikutip dari Balisore.com dengan waktu operasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB setiap hari, Lembah Pandawa memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati semua fasilitas dan keindahan. Bagi pengunjung yang ingin menikmati tempat wisata baru yang berada di Kabupaten Pasuruan ini, dikenakan tarif masuk sebesar 15 ribu per orang.
Pilihan Editor: Bali Mengalami Overtourism, Menteri Sandiaga Uno Ungkap Penyebabnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daftar harga boneka bayi mirip terbaru Desember 2024
Boneka Bayi Silicone Vynil / Boneka Bayi Alive Mirip Asli / Boneka Bayi Lucu / Boneka Unik